Taki..??

SAFETY CAN BE FUN.....

Kuroi Bara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit Featured Work

Keep in touch

Facebook Twitter Google Plus Deviantart

Proposal Skripsi

SUTAKIM - 22109073

PENGAMAN BENDA-BENDA LANGKA PADA MUSEUM

1.1.      Latar Belakang
           
            Indonesia adalah Negara yang terkenal sangat kaya dengan peninggalan-peninggalan bersejarahnya, mulai peninggalan dari zaman kerajaan Hindu-Buddha berupa candi-candi dan artefak, hingga zaman penjajahan oleh bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan Jepang yang berupa monument dan tempat-tempat bersejarah. Oleh karena itu peran pemerintah sangat penting dalam mengelola peninggalan-peninggalan tersebut, Salah satu peran pemerintah dalam melestarikan peninggalan bersejarah adalah seperti menjadikan tenpat-tempat bersejarah sebagai objek wisata dan mengumpulkan benda-benda bersejarah ke dalam museum agar terawat dengan baik.
            Diluar pihak, banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab demi keuntungan pribadinya dengan cara mencuri dan menjual benda-benda bersejarah tersebut, meskipun dengan penjagaan yang cukup ketat akan tetapi pencurian masih saja dapat terus terjadi hal itu dikarenakan adanya beberapa penjaga atau satpam yang masih kurang sigap bekerja dimalam hari.
            Untuk memudahkan satpam atau penjaga maka dibutuhkan suatu alat berbasis mikrokontroler AT89S51 yang dilengkapi dengan LDR agar selalu aktif dimalam hari dan sensor PIR untuk mendeteksi keberadaan manusia yang mengeluarkan output suara alarm ketika ada manusia yang masuk di salah satu ruang museum, tidak hanya itu alat tersebut juga dilengkapi dengan jeruji pintu otomatis, yang akan bekerja jika benda-benda bersejarah dipindahkan dari posisinya, sehingga cahaya mengenai LDR yang mengaktifkan jeruji otomatis itu berkerja.


1.2.         Batasan Permasalahan

            Batasan masalah yang akan dibahas oleh penulis tentang alat ini, antara lain :
·         LDR pertama sebagai switch, untuk menghidupkan alat yang berbasis mikrokontroler AT89S51, dimalam hari.
·         Mendeteksi keberadaan manusia dengan sensor PIR yang mengeluarkan output berupa alarm suara dan nyala lampu.
·         LDR kedua sebagai sensor untuk menggerakkan jeruji otomatis, ketika benda-benda langka dipindahkan dari posisi awalnya.

1.3.     Tujuan Penulisan

            Dari pembuatan alat ini bertujuan agar penulis dapat merancang, membuat dan mengembangkan sebuah alat keamanan untuk museum dan memberikan pemahaman mengenai rangkaian alat tersebut.

1.4.     Metode Penelitian

a.       Studi Pustaka
Penulis, mengambil teori-teori pendukung yang berasal dari berbagai sumber buku dan website, yang mana buku dan website tersebut dijadikan sebagai suatu pedoman dalam penulisan ilmiah ini.

b.      Eksperimen
Penulis membuat alat lalu meneliti dan menguji alat tersebut, sehingga dapat diambil sebuah data untuk menyelesaikan penulisan ini.




1.5.     Sistematika Penulisan
           
            Agar penulisan ini terlihat sistematis maka penulis menyusunnya menjadi 4 (empat) bab, sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan
            Berisi latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan dan metode penelitian.

BAB II Landasan Teori
            Berisi teori tentang mikrokontroler AT89S51, sensor PIR, LDR, IC L293D, IC LM324, dan motor DC.

BAB III Analisa dan Cara Kerja
            Berisi cara kerja alat, penjelasan perblok diagram, algoritma cara kerja alat perblok diagram, dan analisa sebuah program.

BAB IV Penutup
            Berisi kesimpulan dan saran.
Read more

DATA

Data
Berasal dari DATUM yang berarti materi atau kumpulan fakta yang dipakai untuk keperluan suatu analisa, diskusi, presentasi ilmiah, atau tes statistik. Bila dilihat menurut asal sumbernya, data dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu data primer dan data sekunder.  Sehingga setiap penelitan pasti memerlukan data sebagai bahan analisa ..
OK .. Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang data menurut beberapa ahli :
  • WEBSTER NEW WORLD DICTIONARY : Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap
  • WAHYU SUPRIYANTO & AHMAD MUHSIN : Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya
  • ZULKIFFI A. M : Data adalah keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah
  • NUZULLA AGUSTINA : Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang sudah sering terjadi dan berupa himpunan fakta, angka, grafik, tabel, gambar, lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu pemikiran, objek, serta kondisi dan situasi
  • SLAMET RIYADI : Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari hasil suatu pengamatan. Data dapat berupa angka atau lambang
  • KUSWADI & E. MUTIARA : Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat
  •  LIA KUSWAYATNO : Data adalah kumpulan kejadian/peristiwa yang terjadi di dunia nyata. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan dari semuanya.
  •  ANHAR : Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar sutu informasi
  • HAER TALIB : Data adalah sekumpulan fakta dan sebuah fakta adalah kenyataan atau kejadian
  • H. J SRIYANTO : Data adalah suatu keterangan atau informasi tentang objek penelitian


Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Wawancara
Teknik Wawancara (1)
Keuntungan :
~ Memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka
~ Pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan
~ Pewawancara dapat melihat kebenaran jawaban melalui gerak-gerik dan raut wajah yang diwawancarai
Kerugian :
~ Membutuhkan waktu yang lama
~ Tergantung dari kepapandaian si pewawancara
~ Dapat mengganggu orang yang diwawancarai


 Teknik Wawancara (2)
* Pertanyaan untuk Wawancara
* Gunakan Bahasa yang baik, sopan dan jelas
* Jangan memasukan pendapat pribadi
* Hindari pertanyaan yang panjang dan berbelit-belit
* Hindari pertanyaan yang menakutkan
* Hindari pertanyaan yang sifatnya mengkritik
* Mempersiapkan Wawancara
* Aturlah pertemuan dengan orang yang diwawancarai.
* Utarakan maksud dan wawancara
* Atur waktu untuk wawancara
* Buat jadwal wawancara
* Buatlah panduan wawancara (Interview guide)


 Teknik Wawancara (3)
- Melakukan Wawancara
- Mengenalkan diri terlebih dahulu
- Menjelaskan tujuan wawancara
- Menjelaskan peranan yang akan diberikan oleh orang yang akan diwawancarai
- Hilangkan kesan mengintrogasi
- Pewawancara harus mendengarkan dengan teliti
- Jagalah agar wawancara tetap santai
- Jangan memotong omongan orang
- Mintalah ide-ide tambahan yang belum diungkapkan
- Di akhir wawancara, bacakanlah rangkuman dari hasil wawancara.
- Ucapkanlah terima kasih


2. Teknik Observasi
Teknik Observasi (1)
Keuntungan :
~ Cenderung mempunyai keandalan yang tinggi
~ Analis sistem dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan
~ Analis sistem dapat menggambarkan tata letak fisik dari kegiatan-kegiatan
~ Analis sistem dapat mengukur tingkat dari suatu pekerjaan


 Teknik Observasi (2) 
Kerugian :
* Biasanya orang yang diamati merasa terganggu.
* Pekerjaan yang diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitan.
* Dapat mengganggu kerja yang dilakukan.
* Orang yang diamati biasanya cendrung melakukan pekerjaan yang lebih baik dan sering menutup-nutupi kejelekan.


Teknik Observasi (3)
Petunjuk Melakukan Observasi 
Yang Harus Dilakukan : 
- Merencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan
- Mintalah ijin terlebih dahulu dari manajer atau pejabat setempat.
- Low profile
- Lengkapilah catatan selama observasi berlangsung
Yang Tidak Harus Dilakukan :
- Mengganggu kerja individu yang diobservasi
- Tidak menekankan pekerjaan yang tidak penting
- Jangan membuat asumsi sendiri


3. Teknik Quesioner
Teknik Quesioner (1) 
Keuntungan :
~ Daftar pertanyaan baik untuk sumber data yang banyak
~ Responden tidak merasa terganggu
~ Daftar pertanyaan relatif lebih efisien untuk sumber data yang banyak karena daftar pertanyaan biasanya tidak mencantumkan identitas responden, maka hasilnya dapat lebih obyektif.
Teknik Quesioner (2)
Kerugian :
* Daftar pertanyaan tidak menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan.
* Daftar pertanyaan cenderung tidak fleksibel
* Daftar pertanyaan yang lengkap sulit untuk dibuat.
 Teknik Quesioner (3) 
Petunjuk Membuat Daftar Pertanyaan :
- Rencanakan terlebih dahulu fakta-fakta yang ingin dikumpulkan
- Tentukan tipe dari dari daftar pertanyaan.
- Tulisakan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
- Uji daftar pertanyaan ini kepada responden yang kecil terlebih dahulu.


4. Teknik Pengambilan Sampel
Cara Pengambilan Sampel :
~ Secara keputusan (judgemental sampling)
~ Secara static ( statistik sampling)
~ Secara random (judgemental sampling)
~ Secara sistematik (statistik sampling)
~ Secara bertingkat (stratified sampling)




Jenis Data
Dibawah ini adalah klasifikasi, jenis, dan macam data pembagian data dalam ilmu eksak sains statistika/statistik beserta contohnya :
 A. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
 1. Data Primer 
Secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
2. Data Sekunder
Adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.


B. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data 
1. Data Internal
 Adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal  : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
2. Data Eksternal 
Adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
C. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya 
1. Data Kuantitatif  
Adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ipa 2, dan lain-lain. 
2. Data Kualitatif  
Adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna.Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapanpara ahli terhadap psikopat dan lain-lain.
D. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data 
1. Data Diskrit 
Adalah  data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu arisan, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
 2. Data Kontinyu 
Adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton. 




E. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
1. Data Cross Section 
Adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2011, data pelanggan PT. kacau sudah  bulan mei 2010, dan lain sebagainya. 
2. Data Time Series / Berkala 
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2009 sampai 2011, dll.




Variabel
Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut : 
Hatch & Farhady (1981) : Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Kerlinger (1973) : Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
Kidder (1981) : Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Bhisma Murti (1996) : Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
Sudigdo Sastroasmoro : Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.

Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007) : Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.

Dr.Soekidjo Notoatmodjo (2002) :
• Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
• Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.
• Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.
Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan definisi Variabel Penelitian adalah :
Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Kegunaan Variabel Penelitian :
• Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
• Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
• Untuk pengujian hipotesis
Variabel Penelitian Yang Baik :
• Relevan dengan tujuan penelitian
• Dapat diamati dan dapat diukur
Jenis - Jens Variabel :
Dalam Terminologi Metodologik, dikenal beberapa macam variabel penelitian. Berdasarkan HUBUNGAN ANTARA SATU VARIABLE DENGAN VARIABLE YANG LAIN, maka macam – macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
1. Variabel Independen
Variable ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable Bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen.
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh :
“Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”
Therapi Musik --> Variabel Independen/ Bebas.

2. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai Variabel OutPut, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Indogen.
Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.
Contoh :
“Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”
Penurunan Tingkat Kecemasan --> Variabel Dependen/ Terikat.




3. Variabel Moderator

Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Variabel Moderator disebut juga Variabel Independen Kedua.
Contoh hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.


4. Variabel Intervening
 Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “an intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”.
Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak Dapat Diamati dan Diukur.
Variabel ini merupakan variabel Penyela/ Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat. Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
5. Variabel Kontrol
 Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti.
Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh :
Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II. Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya Standard Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama (tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama. Dengan adanya Variabel Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II dapat diketahui lebih pasti.


Variabel mempunyai CIRI, yakni : dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain dan dapat diukur ..


SKALA NOMINAL --> Membedakan satu kategori dengan kategori lainnya. Contoh : jenis kelamin, agama, ruang (interior, eksterior).
SKALA ORDINAL --> Seperti skala nominal tetapi dapat menunjukkan urutan kategorinya. Contoh : variabel “kenyamanan” yang dapat diurai menjadi 3 kategori : sangat nyaman, nyaman, tidak nyaman.
SKALA INTERVAL --> Interval satu kategori dengan yang lain dapat diketahui. Contoh : variabel “suhu ruang” yang mempunyai skala dari -100, hingga 100 derajat elcius. Tetapi 0 derajat merupakan nilai yang tetap “ada” dalam skala.
SKALA RASIO --> Memiliki nilai absolut “tidak ada” yaitu 0. Variabel “biaya” misalnya memiliki Rp. 0, 00 yang berarti tidak ada biaya.


Referensi :





http://www.gangsir.com/download/5-TeknikPengumpulanData.pdf

http://carapedia.com/pengertian_definisi_data_menurut_para_ahli_info505.html
http://www.scribd.com/doc/34961289/Pengertian-data
meydian_s.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Metopel.6.pdf
http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/variable-penelitian-dan-definisi-operasional-variable2.pdf
Read more

Metode Ilmiah

METODE ILMIAH YAITU... :

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam

KARAKTERISTIK METODE ILMIAH :

1. Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Fakta
Ya. menulis karya ilmiah harus berdasarkan fakta, bukan hasil imajinasi atau semacammnya . dan fakta” itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan dianalisis lebih lanjud .

2. Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Pertimbangan Objektif
pertimbangan objektif didasarkan pada pertimbangan apa adanya bukan bsifat subyektif, bebas dari prasangka dan kira”.

3. Karya Ilmiah Harus Menggunakan Asas Analisis
Maksudnya, karya ilmiah itu harus dapat dianalisis (diuraikan, dibandingkan, diinterpretasikan). yang artinya karya ilmiah harus dapat menggambarkan karakteristik , fungsi dan kaitan pmasalahan satu dg lainnya.

4. Karya Ilmiah Harus Bersifat Kuantitatif – Kualitatif
Pendekatan ilmiah beda dengan pendekatan alamiah. kalo pendekatan ilmiah itu sifatnya kuantitatif tapi kalo pendekatan alamiah itu sifatnya kualitatif.

5. Karya Ilmiah Menggunakan Logika Deduktif – Hipotetik
Logika deduktif adalah penalaran yg bertitik tolak dan hal-hal yg sifatnya umum yg sudah memiliki kebenaran yg pasti baik dr hasil penelitian para pakar ato dr yg lainnya.
Kebenaran hipotesis harus dibuktikan secara empiris melalui penelitian lapangan maka disebut bahwa karya ilmiah tersebut sesuai logika deduktif-hipotetik

6. Karya Ilmiah Harus Menggunakan Logika Induktif Generalisasi
Kebenaran hipotesis bersifat rasional, oleh karenanya bersifat sementara . Untuk memperoleh kebenaran ilmiah masih harus dibuktikan dengan data empiris hasil penelitian . ksimpulan dr data empiris bsifat generalisasi. sdangkan kesesuaian data empiris dengan pemikiran rasional hipotesis disebut asas korespondensi. kesimpulan yg bersifat generalisasi dr data empiris disebut logika induktif yg kebenrannya bersifat probabilistik.

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN METODE ILMIAH :

    Menyusun Rumusan Masalah
    Menyusun Kerangka Teori
    Merumuskan Teori
    Melakukan Eksperimen
    Mengolah dan Menganalisis Data
    Menarik Kesimpulan
    Mempublikasikan Hasil

MENYUSUN RUMUSAN MASALAH
Hal-hal yang harus diperhatikan:
    Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih.
    Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan dapat dipecahkan.
    Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat dan jelas.

MENYUSUN KERANGKA TEORI
Mengumpulkan keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori maupun data-data fakta di lapangan.
Dari keterangan-keterangan dan informasi tersebut diperoleh penjelasan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.

PENARIKAN HIPOTESIS
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun Hipotesis.

PENGUJIAN HIPOTESIS
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.

PENARIKAN KESIMPULAN
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.
Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi petrsyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebanarannya.




SUMBER : 

http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://ashblueblack.wordpress.com/2010/12/19/karakteristik-metode-ilmiah/
http://nista-maja.blogspot.com/2011/03/langkah-langkah-metode-ilmiah.html
Read more

Karya Ilmiah

Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.


Karangan ilmiah mempunyai beberapa ciri, antara lain:
  • Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
  • Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
  • Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
  • Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
  • Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
  • Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
  • Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.


Macam-macam Karya Ilmiah

Artikel Ilmiah Popular

Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.

Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.

Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.

Disertasi

Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.

Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.

Tesis

Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.

Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.

Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.

Skripsi

Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.

Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

Kertas Kerja

Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.

Makalah

Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.

Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.

Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya tidak seketad makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa menandemnya dengan kenyataan lapangan. Makalah lazim dibuat berdasrakan kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif atau sebaliknya. Makalah adalah karya tulis (ilmiah) paling sederhana.


SIKAP ILMIAH

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan.

Jujur terhadap Fakta
Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak bolehmemanipulasi fakta demikepentingan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berlandaskan pada studikepustakaan yang benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian yang sama,didapatkan hasilyang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwaitulah yang sebenarnya

Disiplin
adalah suatu sikap yang membuat orang bisa bersikap lebih tertib akan aturan aturan yang ada.Jika seseorang memiliki sikap disiplin maka semua aturan yang ada bisa ia jalani dan akan melakukannya dengan sikap yang bijak dan tertib.Sikap disiplin ini perlu dimiliki semua orang,





Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://id.shvoong.com/social-sciences/1915704-disiplin/#ixzz1sR1iDCpT
http://id.shvoong.com/how-to/writing/2222452-pengertian-ciri-dan-syarat-karya/
http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-karya.html


Read more